Sunday, 25 August 2013

LEMBAR PENILAIAN PENUNTUN BELAJAR ASUHAN PERSALINAN NORMAL



LEMBAR PENILAIAN
PENUNTUN BELAJAR ASUHAN PERSALINAN NORMAL

Beri tanda Check List pada kolom penilaian
NO
LANGKAH KERJA
KASUS
1
2
3
4
5
I.                      
MELIHAT TANDA DAN GEJALA TANDA DUA





1.        
Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua yaitu:
a)       Ibu merasa ada dorongan untuk meneran
b)      Ibu merasa adanya tekanan yang semakin kuat/meningkat pada rectum dan vagina
c)       Perineum tampak menonjol
d)      Vulva dan sfingter ani membuka






II.                     
MENYIAPKAN PERALATAN PENOLONG PERSALINAN





2.        
Pastikan kelengkapan peralaatan, bahan, dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanan komplokasi ibu dan bayi  baru lahir.
a)       Untuk asfiksia – tempat datar dank eras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
b)      Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik sekali pakai dalam partus set






3.        
Pakai celemek plastic





4.        
Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handur pribadi yang bersih dan kering






5.        
Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang digunakan untuk periksa dalam






6.        
Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang mengenakan sarung tangan DTT atau steril) dan letakkan di partus set/ wadah DTT yang steril)






III.                   
MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK






7.        
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hatai dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
a)       Jika introitus vagina , perineum, atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama, dari arah depan ke belakang.
b)      Buang kasa atau kasa pembersih  (terkontaminasi) ke dalam wadah yang tersedia
c)       Ganti sarung tangan jika terkontaminasi ( dekontaminasi, lepaskan , dan rendam di dalam larutan klorin 0,5 %)





8.        
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan pembukaan sudah lengkap
Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi.





9.        
Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang bersarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik, dan meredamnya dalam larutan klorin 0,5%. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.





10.     
Periksa denyut jantung janin ( DJJ) setelah kontraksi uterus selesai. Pastikan DJJ dalam batas normal ( 120-160 x . menit)
a)       Mengambil tindakan sesuai jika DJJ tidak normal
b)      Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil penilaian serta asuhan lainnya dalam partograf





IV.                  
MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN





11.     
Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
a)       Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran. Lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin ( ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada.
b)      Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran meraka untuk mendukung dan member semangat pada ibu untuk meneran secara benar.





12.     
Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. ( Bila ada rasa ingin meneran terjadi, kontraksi kuat, bantu ibu dalam posisi setengah duduk atau posisi lain uang diinginkan dan pastikan ia merasa nyaman).





13.     
Laksanakan bimbingan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran:
a)       Bombing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
b)      Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran jika caranya tidak sesuai.
c)       Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya. ( Kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).
d)      Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
e)       Anjurkan ibu untuk member dukungan dan semangat untuk ibu
f)        Berikan cukup asupan cairan peroral (minum).
g)      Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
h)       Segara merujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit ( 2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1jam) meneran pada multigravida.





14.     
Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posis yang nyaman. Jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit





V.                  
PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI





15.     
Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala janin telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm





16.     
Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu





17.     
Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan





18.     
Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan





VI.                  
MENOLONG KELAHIRAN BAYI





19.     
Lahirnya kepala
Setelah Nampak kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain yang bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal





20.     
Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin dan ambil tindakan jika hali itu terjadi dand segera lanjutkan prosese kelahiran bayi
a)       Jika tali pusat melilit kepala bayi dengan longgat, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
b)      Jika tali pusat melilit secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut.





21.     
Tunggu kepala bayi selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan





22.     
Lahirnya bahu
Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar, pegang kepala secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Degnan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan dista hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan kea rah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.





23.     
Lahirnya badan dan tungkai
Setalah  bahu bayi lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah bawah.





24.     
Setelah badan dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kedua kaki dan pegang masing-masing) mata kaki ibu jari dan jari lainnya)





VII.                 
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR





25.     
Lakukan penilaian:
a)       Apakah bayi menangis kuat dan atau bayi bernapas tanpa kesulitan?
b)      Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap, lakuka langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)





26.     
Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering dan berish. Biarkan bayi di atas perut ibu





27.     
Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi janin di dalam uterus ( hamil tunggal)





28.     
Beritahu ibu bahwa ia akan disuntikkan oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik.





29.     
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM (intra muscular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral ( lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)





30.     
Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem ± 3 cm dari umbilicus bayi. Melakukan pengurutan pada tali pusat dari arah ibu dan memasang klem kedua dengan jarak 2 cm dari klem pertama





31.     
Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a)       Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit ( lindungi perut bayi),lakukan pengguntingan tali pusat antara 2 klem tersebut)
b)      Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudiang melingkarkan kembali benang tersebut dan pada sisi lainnya
c)       Lepaskan klem dan masukkan ke dalam wadah yang telah disediakan.





32.     
Letakkan bayi agar ada kontak kulit antara ibu dengan bayinya. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu/perut ibu. Usahakan berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu.





33.     
Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi





VIII.               
PENATALAKSAAN AKTIF PERSALINAN KALA III





34.     
Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.





35.     
Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simpisis untuk mendeteksi, tangan lain menegangkan tali pusat.





36.     
Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas ( dorso cranial) secara hat-hati ( untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami, atau anggota keluarga lainnya untuk melakukan stimulasi putting susu.





37.     
Lakukan penegangan dan dorongan dorso cranial hingga plasenta terlpas. Minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso cranial)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahka klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta:
jika plasenta tidak terlepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat maka :
a)       Beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM
b)      Lakukan kateterisasi (aseptic) jika kandung kemih penuh
c)       Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d)      Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
e)       Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit
f)        Bila terjadi perdarahan , lakukan plasenta manual





38.     
Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada tempat yang telah disediakan
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari tangan atau klem DTT untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.





39.     
Rangsangan taktil ( massase ) uterus
Massase uterus, letakkan telapak tangan di atas fundus dan lakukan massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi ( fundus teraba keras)
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik massase.





IX.                  
MENILAI PERDARAHAN





40.     
Periksa kedua sisi plasenta baik sisi maternal maupun fetal dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.





41.     
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum bila laserasi menyebabkan perdarahan





X.                    
MELAKUKA PROSEDUR PASCA PERSALINAN





42.     
Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam





43.     
Biarka bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling sedikit satu jam.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakuka inisiasi menyusu dini dalam 30 – 60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.





44.     
Setelah satu jam, lakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotic profilaksis dan vitamin K 1 mg intra muscular di paha kiri anterolateral.





45.     
Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan antero lateral.
a)       Lekakkan bayi dalam jangkauan ibu agar sewaktu waktu dapat disusui.
b)      Letakkan kembali bayi pada dada ibu, bila bayi belum berhasil menyusu dalam 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.





46.     
Evaluasi
Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam:
a)       2-3 kali dalm 15 menit pertama pasca persalinan
b)      Setiap 15 menit dalam 1 jam pertama pasca persalinan
c)       20 – 30 menut pada jam kedua pasca persalinan
d)      Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan asuhan yang sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri





47.     
Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masssase uterus dan menilai kontraksi





48.     
Evcaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah





49.     
Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
a)       Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan
b)      Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.





50.     
Periksan kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik. ( 40 – 60 x/menit) serta suhu tubuh normal ( 36,5 ° -  37,5 ° C)





51.     
Kebersihan dan keamanan
Tempatkan semua peralatan bekas pakai di dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi ( 10 menit ). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.





52.     
Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai





53.     
Bersihkan iibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu untuk mengenakan pakaian yang bersih dan kering.





54.     
Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu untuk memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk member makan dan minum yang diinginkannya





55.     
Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%





56.     
Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.





57.     
Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir





58.     
Dokumentasi
Lengkapi partograf ( halaman depan dan belakang). Periksa tanda – tanda vital dan asuhan kala IV.






No comments:

Post a Comment