Sunday 21 April 2013

TERAPI ANTIBIOTIKA



TERAPI ANTIBIOTIKA

Oleh Djoko Waspodo
Infeksi yang terjadi selama masa kehamilan dan pasca persalinan dapat disebabkan oleh kombinasi berbagai mikroorganisme termasuk basilus dan kokus jenis aerob dan anaerob. Antibiotika haruslah dimulai berdasarkan pengamatan terhadap ibu. Jika tidak ditemui adanya respon klinis, perlu dilakukan kultur cairan vagina atau uterus, pus, atau urinm sehingga dapat membantu memilih jenis antibiotika lainnya. Sebagai tambahan, kultur darah dapat dilakukan jika terdapat septikemia (invasi mikroorganisme ke aliran darah).

Mekanisme Kerja Antibiotika
1.      Mengubah struktur dan fungsi dinding sel bakteri
2.      Merintangi replikasi genetik
3.      Melemahkan sintesis protein.
4.      Membatasi fungsi sel membran
5.      Mencegah sintesis asam folat

Pemberian Antibiotika
1.      Terapi dengan antibiotika tunggal
Antibiotika
Dosis
Keterangan

Dosis awal 2 g/IV dan 1 gram setiap 6 jam (per oral) atau 500 mg (parenteral) setiap 6 jam.
Antibiotika spektrum luas dan relatif tidak mahal

I gram dosis tunggal
Antibiotika spektum luas untuk kuman aerob dan anaerob

1,5 mg/kg BB/dosis IV
Atau IM diberikan setiap 8 jam
Dapat diandalkan dan harganya murah untuk sepsis, tetap harus dipantau reaksi depresif pada sum-sum tulang

100 mg setiap 12 jam (jangan diberikan bersamaan dengan susu atau antasida)
Cukup efektif terhadap bakteri Gram (-) dan flora saluran cerna.

I gram IV atau per rektal setiap 12 jam  atau 500 mg oral setiap 6 jam
Adekuat untuk bakteri Gram (+), (-), termasuk klamidia, dapat menggantikan atau digunakan bersamaan dengan ampisilin, juga meningkatkan sprektrum cakupan bila dikombinasi dengan metronidazol.


Baik untuk bakteri Gram (-) dan anaerob, dapat digunakan dalam kombinasi dengan ampisilin dan doksisiklin, dan sebagai alternatif untuk klindamisin, relatif terjangkau, dan mudah diperoleh, pemberian per oral mendekati kadar serum pemberian secara IV
Catatan:
a.       Penisilin, gestamisin, dan metronidazol merupakan antibiotika yang efektif secara tunggal dan mempunyai efek aditif apabila digunakan secara kombinasi untuk mengobati sepsis atau infeksi berat yang disebabkan infeksi yang masuk melalui lahir atau pelvik.
b.      Kloramfenikol merupakan antibiotika yang selalu tersedia di mana antibiotika lain sulit untuk diperoleh. Antibiotika jenis ini  sangat efektif bila dikombinasi dengan penisilin / ampisilin.
c.       Begitu dimulai, antibiotika intravena harus dilanjutkan hingga pasien bebas demam paling tidak sekitar 24 – 48 jam. Bila terapi antibiotika tidak menampakkan hasuil dalam 48 jam pertama, segera ganti dengan antibiotika atau gabung dengan antibiotika yang dianggap lebih efektif.
d.      Bila pemulihan berlangsung, terapi antibiotika IV dapat dilanjutkan dengan antibiotika oral. Umumnya tetrasiklin 300 mg q.i.d ( oral) atau doksisiklin 100 mg b.i.d (oral) untuk 10 – 14 hari. Hati-hati reaksi alergi.
Pada kondisi yang sesuai dan tepat, antibiotika tunggal dianggap cukup efektif untuk mengendalikan dan  menghilangkan mikroorganisme penyebab infeksi. Apabila jenis dan tungkat resistensi mikroorganisme penyebab belum diketahui, umumnya digunakan antibiotika tunggal yang mempunyai spektrum luas. Antibiotika generasi baru, umumnya mempunyai cakupan bakteriostatik bakterisid yang sangat luas, sehingga dapat diandalkan untuk mengatasi infeksi yang diakibatkan oleh beberapa mikroorganisme penyebab.

metronidazol-500-mg ( source : paradisetropical.com.sv)

Source :
Prawirohardjo Sarwono .Ilmu Kebidanan , Ed IV, 2009. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 

No comments:

Post a Comment