Saturday 11 May 2013

Bukan keberanian. Tapi ilmu yang ada di dalam


Bukan keberanian. Tapi ilmu yang ada di dalam

Pernahkah Anda memikirkan rutinitas Anda di kampus?
Anda menerima pelajaran, menanyakan beberapa hal seputar materi perkuliahan, memaparkan materi dalam diskusi kelompok, memberikan argumen dan pendapat serta pertanyaan dalam diskusi.
Pernahkan terlintas di pikiran Anda bahwa apa yang Anda lakukan itu tidak selamanya mampu dilakukan oleh orang lain ? oleh teman sekelas Anda?
Ketika dosen memaparkan materi, sebagian merasa nyaman dan tertarik dengan isi yang tersurat. Sebagian lagi merasa jenuh, takut jika diberikan pertanyaan, dan materi yang diberikan terasa sulit untuk dapat diserap.
Saya pernah bertanya pada beberapa orang teman saya.
“ mengapa saudari-saudari saya ini tidak menyumbangkan pikiran dan juga argumen dalam setiap diskusi yang berlangsung di kelas? Padahal moderator kita selalu membuka kesempatan untuk bisa dimanfaatkan oleh peserta disukusi yang ingin mengemukakan opini, argumen, dan saran ?

Semua teman saya menjawab dengan rangkaian kalimat yang berbeda. Namun semuanya bisa disimpulkan sebagai berikut.
“ saya kurang begitu terbiasa mengemukakan pendapat. Saya juga tidak tau apa yang harus saya katakan. Saya tidak berani. Biarlah yang lain yang mengambil alih”
Apa yang salah dengan mereka? Kalau ditinjau dari segi keselarasan dan keharomonisan dalam komunikasi antar siswi dalam kelas, memang mereka patut diacungi jempol. Karena mereka senantiasa memberikan kesempatan kepada temannya yang lain untuk meramaikan diskusi dengan ragam opini dan argumen yang berwarna-warni. Mereka juga perlu dihargai sebagai kelompok orang yang tidak ingin meletakkan duri sekecilpun pada jalanan yang akan dilewati oleh roda diskusi.
Namun kelompok ini sungguh tidak menghargai hak yang sudah mereka miliki sebagai perserta diskusi dan tidak mengindahkan kewajiban untuk turut berpartisipasi aktif dalam jalannya diskusi.
Wahhhh,, udah mulai bertele-tele yah,,, ehehhehe
Ok,, kembali ke topik kita.
Sudah pada baca kan apa jawaban mereka ketika diminta untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi ? yapp,, itu jawabannya ““ saya kurang begitu terbiasa mengemukakan pendapat. Saya juga tidak tau apa yang harus saya katakan. Saya tidak berani. Biarlah yang lain yang mengambil alih””
Loohhh,,,,, kenapa bisa mereka berkata demikian.???????
Hemmmm.....
Akhirnya jadilah saya seorang yang melakukan pendekatan persuasif,, ehehehhe
Dan selidikk,,,, punya selidiiikkkk...
Alasan yang paling utama adalah mereka tidak punya cukup ilmu dan pengetahuan dari setiap materi yang didiskusikan. Maka jadilah diam membisu dengan tatapan kosong di slide yang menjadi pemandangan setiap hari. Ehehhehe. Apalagi materi diskusi itu bahasanya ilmiaaaaah banget,, susaaahh banget dicerna. Baru slide pertama aja udah muncul istilah yang asing di telinga. Hemm.. mana tertarik kita buat ikut diskusi. Yang ada juga kita menghayal. Ya gitu deh,, memang tampaknya seperti memperhatikan materi di slide dengan seksama tapi ternyata,,, uang kosan yang belum lunas, , tugas yang belum kelar,, cucian yang lagi di jemur di kosan,, udah mondar- mandir di dalam pikiran kayak kendaraan di jalanan ( wakakka,,,,, maaf,, sekali-kali curhat nda apa-apa kan?? )
Waahh,,, seketika saya berpikir,,,,
Ternyata.... alasannya tepat mengenai sasaran. Gag melenceng sama sekali. Sama seperti saya juga ,,ehehehhe,,,
Kalau kita punya bekal pengetahuan atau ilmu dari buku, web site, atau sumber referensi lainnya, saya yakin materi diskusi menjadi menarik dan akan sangat merugi jika dilewatkan. Ketika moderator membuka kesempatan bagi audience,, (ciee,, pakek bahasa Inggris,,, {{{ ohohoho sesekali gag apa-apa kan??}}) untuk menyumbangkan pertanyaan. Saya yakin mahasiswa yang sudah pernah baca mengenai materi diskusi itu sebelumnya akan terlihat seperti posenya patung liberti..( :D) .. ehehehe ,maksudnya salah satu tangannya diacungkan ke atas. Ahahhaai
            Alhasil,,,, kita yang belum pernah baca mengenai materi yang diberikan merasa malu untuk menanyakan istilah-istilah asing yang terdapat di dalam slide. Iya,,, karena nanti dipikir,,, “ Hem,,,,  istilah kaya gitu aja gag tau. Gimana majunya ni diskusi. Orang udah pada tiba di  bulan ,, ini malah baru nyari tangga buat naik” ahahaha,,, itu istilah orang tua kita dulu loh. Yang maknanya mengindikasikan keterlambatan atau kepayahan terhadap sesuatu.
            Inilah fenomena mahasiswa jaman sekarang. Mau disangkal atau tidak. Diterima atau diacuhkan. Ini benar-benar terjadi. Bahkan saya alami sendiri ( curhat,,, ehehheheh  :D )

No comments:

Post a Comment