Sunday 25 August 2013

PILIHAN-PILIHAN DALAM PERSALINAN



PILIHAN-PILIHAN DALAM PERSALINAN

Di Negara maju, hampir semua wanita melahirkan di rumah sakit. Sebaliknya, di negara yang sedang berkembang, terutama di pedesaan yang merupakan tempat tinggal 75 % populasinya, kebanyakan wanita melahirkan di rumah. Dengan kecenderungan yang hampir universal untuk melahirkan di rumah sakit di negara maju, beberapa wanita mengajukan pertanyaan apakah hal ini harus, dan mereka mengatakan bahwa ketika mereka masuk ke rumah sakit wanita hamil akan kehilangan otonominya, sering tidak diberitahu prosedur-prosedur yang akan dilakukan, dan mungkin tidak diperlakukan secara pribadi oleh para staff yang sibuk bertugas. Dengan demikian, persalinan telah bersifat medik. Beberapa wanita ingin kembali melahirkan di rumah meskipun ada kemungkinan bahaya; sebagian lainnya menghendaki melahirkan di rumah sakit; dan sebagian lainnya menghendaki perubahan sikap para staff dan beberapa prosedur.
Beberapa organisasi internasional telah menyampaikan permasalahan ini dan telah membuat rekomendasi – rekomendasi sebagaimana yang diuraikan di bawah ini.
a)      Seorang wanita harus mudah menghubungi salah satu anggota kelurga selama persalinan dan melahirkan, yang mau menemaninya salama proses persalinan jika ia menghendakinya atau jika dokter yang bertugas menyetujuinya.
b)      Seorang wanita hamil harus berpartisipasi dalam mengambil keputusan yang berkenaan dengan pengalaman melahirkan dan kebutuhan akan tindakan-tindakan (termasuk episiotomy). Tekniknya harus dijelaskan kepadanya.
c)      Praktik mencukur pubis dan perineum dan pemberian enema secara rutin harus dihilangkan.
d)     Induksi persalinan dengan amniotomi atau penggunaan prostaglandin harus didasarkan pada alasan medik yang tepat. Pemecahan kantong amnion secara rutin pada awal persalinan tidak dapat dibenarkan.
e)      Analgesia dan anastesia harus disediakan atas permintaan pasien
f)       Selama bersalin, wanita hamil harus dapat berjalan-jalan, berbaring, jongkok, atau duduk untuk mendapatkan posisi yang paling mengenakkannya, jika tidak ada alasan medik yang mengharuskannya untuk tetap di tempat tidur. Dalam hal ini ia harus dapat bersandar. Posisi litotomi dorsal selama persalinan hendaknya hanya dipakai jika diperlukan persalinan dengan cunam (forceps) atau tindakan operatif lainnya.
g)      Harus ada fasilitas bagi ibu untuk menyusui, dan jika memungkinkan, ibu harus segera diperbolehkan untuk bertemu dengan bayinya.


source:
Llewellyn-Jones, Derek
Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi / Derek Llewellyn-Jones ; alih bahasa , Hadyanto; editor edisi bahasa Indonesia, Y. Joko Suyono. - Ed 6- Jakarta : Hipokrates, 2001.

No comments:

Post a Comment