Thursday, 11 April 2013

INFEKSI MASA NIFAS : METRITIS



1.      Pengertian Miometriosis
Metritis (miometriosis) adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis.
Infeksi masa nifas adalah semua peradanngan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat- alat genital pada waktu persalinan dan nifas.  Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas ( TT Fat, 2011, 304).

2.      Etiologi
Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan, seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50%  adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir.
Kuman- kuman masuk ke dalam endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keping-keping nekrotis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan terdiri atas leukosit – leukosit. Pada infeksi yang lebih berat, batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjelaran.

Faktor resiko untuk terjadinya infeksi masa nifas sangat bervariasi pada umumnya dibagi menjadi faktor yang berkaitan dengan:
a.       Faktor status sosial ekonomi
Penderita dengan status sosial ekonomi yang rendah mempunyai risiko timbulnya infeksi nifas jika dibandingkan dengan penderita dengan kelas sosial ekonomi menengah atau tinggi. Hal ini berhubungan dengan keadaan gizi yang rendah, anemia, perawatan antenatal yang tidak adekuat, dan lain-lain.
b.      Faktor proses persalinan
Proses persalinan sangat mempengaruhi risiko timbulnya infeksi nifas, di antaranya adalah partus lama, tertinggalnya sisa-sisa plasenta/ selaput ketuban, dan perdarahan yang terjadi.
c.       Faktor tindakan persalinan
Tindakan persalinan merupakan salah satu faktor risiko penting untuk terjadinya infeksi nifas.

3.      Bakteriologi      
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah.
a.       Streptococcus haemoliticus aerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, dan sebagainya.
b.      Staphylococcus aureus
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit.
c.       Escherichia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas.
d.      Clostridium welchii
Kuman anaerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.

4.      Gejala dan Tanda
Gejala dan tanda metritis yaitu.
a.       Demam menggigil
b.      Nyeri di bawah perut
c.       Lochia berbau dan bernanah
d.      Nyeri tekan uterus
e.       Perdarahan pervaginam
f.       Syok

5.      Klasifikasi
Metritis digolongkan menjadi dua yaitu.
a.       Metritis Akuta
Metritis Akuta biasanya terdapat pada abortus septik atau infeksi postpartum. Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Kerokan pada wanita dengan endometrium yang meradang (endometritis) dapat menimbulkan metritis akut. Pada penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat trombofeblitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses.
b.       Metritis kronik
Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar menometroragia dengan uterus lebih besar dari biasa, sakit pinggang dan leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada seorang multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan jaringan ikat akibat kelamin. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik, dispareunia, trombosis vena yang dalam, emboli pulmonal, infeksi pelvik yang menahun, penyumbatan tuba dan infertilitas.

6.      Cara Terjadinya Infeksi
Cara terjadinya infeksi metritis yaitu.
a.       Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada ke dalam rongga rahim.
b.      Alat-alat yang tidak suci hama.
c.       Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong dan pembantunya atau orang lain
7.      Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
Faktor predisposisi infeksi masa nifas yaitu.
a.       Partus lama, partus terlantar, dan ketuban pecah lama.
b.      Tindakan obstetri operatif baik pervaginam maupun perabdominal.
c.       Tertinggalnya sisa-sisa uri, selaput ketuban dan bekuan darah dalam rongga rahim.
d.      Keadaan-keadaan yang menurunkan daya tahan seperti perdarahan, kelelahan, malnutrisi, preeklamsi, eklamsi dan penyakit ibu lainnya (jantung, tuberkulosis paru, pneumonia dan lain-lain).

8.      Penanganan
Penanganan yang dapat dilakukan yaitu.
a.       Berikan transfusi darah jika dibutuhkan (packet red cell)
b.      Berikan antibiotik spektrum luas dalam dosis yang tinggi
c.       Pertimbangakan pemberian anti tetanus profilaksis
d.      Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran ( digital atau dengan kuret tumpul besar)
e.       Bila ada pus, lakukan drainase (kalau perlu kalpotomi), ibu dalam posisi flower
f.       Bila tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif dan ada tanda peritonitis generalisata, lakukan laparotomi dan keluarkan pus. Bila pada uterus nekrotik dan septik lakukan histerektomi subtotal.

9.      Pencegahan
9.1.Masa kehamilan
Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan, serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita oleh ibu. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasiyang perlu. Begitu pula pada koitus ibu hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan di lakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.

9.2.Masa persalinan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada masa persalinan yaitu.
a.       Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
b.      Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
c.       Jagalah sterilitas kamar bersalian dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama.
d.      Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
e.       Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan transfusi darah

10.  Selama nifas
Pencegahan yang dapat dilakukan pada masa nifas yaitu.
a.       Pencegahan infeksi selama nifas antara lain:
b.      Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
c.       Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci hama.
d.      Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu nifas yang sehat.
e.       Membatasi tamu yang berkunjung.


No comments:

Post a Comment