1. Pengertian Miometriosis
Metritis (miometriosis) adalah infeksi uterus
setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu.
Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari endometritis,
sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis.
Infeksi masa nifas adalah
semua peradanngan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat- alat
genital pada waktu persalinan dan nifas. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat
masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas ( TT
Fat, 2011, 304).
2. Etiologi
Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat
kandungan, seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari
tempat lain dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang
terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya
tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir.
Kuman- kuman masuk ke dalam endometrium, biasanya pada
luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh
endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang
terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah
menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keping-keping
nekrotis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehat
terdapat lapisan terdiri atas leukosit – leukosit. Pada infeksi yang lebih
berat, batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjelaran.
Faktor resiko untuk terjadinya infeksi masa nifas
sangat bervariasi pada umumnya dibagi menjadi faktor yang berkaitan dengan:
a. Faktor status sosial ekonomi
Penderita dengan status sosial ekonomi yang rendah mempunyai risiko
timbulnya infeksi nifas jika dibandingkan dengan penderita dengan kelas sosial
ekonomi menengah atau tinggi. Hal ini berhubungan dengan keadaan gizi yang
rendah, anemia, perawatan antenatal yang tidak adekuat, dan lain-lain.
b. Faktor proses persalinan
Proses persalinan sangat mempengaruhi risiko timbulnya infeksi nifas, di
antaranya adalah partus lama, tertinggalnya sisa-sisa plasenta/ selaput
ketuban, dan perdarahan yang terjadi.
c. Faktor tindakan persalinan
Tindakan persalinan merupakan salah satu faktor risiko penting untuk
terjadinya infeksi nifas.
3.
Bakteriologi
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara
lain adalah.
a. Streptococcus
haemoliticus aerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat
yang ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan
penolong, dan sebagainya.
b. Staphylococcus
aureus
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak
ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit.
c. Escherichia
coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum,
menyebabkan infeksi terbatas.
d. Clostridium
welchii
Kuman anaerobik yang sangat berbahaya, sering
ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar
rumah sakit.
4. Gejala dan Tanda
Gejala dan tanda metritis yaitu.
a. Demam menggigil
b. Nyeri di bawah perut
c. Lochia berbau dan bernanah
d. Nyeri tekan uterus
e. Perdarahan pervaginam
f. Syok
5. Klasifikasi
Metritis digolongkan menjadi dua yaitu.
a. Metritis Akuta
Metritis Akuta biasanya terdapat pada abortus septik
atau infeksi postpartum. Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi
merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Kerokan pada wanita dengan
endometrium yang meradang (endometritis) dapat menimbulkan metritis akut. Pada
penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan
infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat
trombofeblitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses.
b. Metritis kronik
Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak
dibuat atas dasar menometroragia dengan uterus lebih besar dari biasa, sakit
pinggang dan leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada seorang multipara
umumnya disebabkan oleh pertambahan jaringan ikat akibat kelamin. Bila
pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis,
syok septik, dispareunia, trombosis vena yang dalam, emboli pulmonal, infeksi
pelvik yang menahun, penyumbatan tuba dan infertilitas.
6. Cara Terjadinya Infeksi
Cara terjadinya infeksi metritis yaitu.
a. Manipulasi penolong yang tidak
suci hama, atau pemeriksaan dalam yang berulang-ulang dapat membawa bakteri
yang sudah ada ke dalam rongga rahim.
b. Alat-alat yang tidak suci
hama.
c. Infeksi droplet, sarung tangan
dan alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan
dari penolong dan pembantunya atau orang lain
7. Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
Faktor predisposisi infeksi masa nifas yaitu.
a. Partus lama, partus terlantar,
dan ketuban pecah lama.
b. Tindakan obstetri operatif
baik pervaginam maupun perabdominal.
c. Tertinggalnya sisa-sisa uri,
selaput ketuban dan bekuan darah dalam rongga rahim.
d. Keadaan-keadaan yang
menurunkan daya tahan seperti perdarahan, kelelahan, malnutrisi, preeklamsi,
eklamsi dan penyakit ibu lainnya (jantung, tuberkulosis paru, pneumonia dan
lain-lain).
8. Penanganan
Penanganan yang dapat dilakukan yaitu.
a. Berikan transfusi darah jika dibutuhkan (packet red
cell)
b. Berikan antibiotik spektrum luas dalam dosis yang
tinggi
c. Pertimbangakan pemberian anti tetanus profilaksis
d. Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan
pengeluaran ( digital atau dengan kuret tumpul besar)
e. Bila ada pus, lakukan drainase (kalau perlu
kalpotomi), ibu dalam posisi flower
f. Bila tidak ada perbaikan dengan pengobatan
konservatif dan ada tanda peritonitis generalisata, lakukan laparotomi dan
keluarkan pus. Bila pada uterus nekrotik dan septik lakukan histerektomi
subtotal.
9. Pencegahan
9.1.Masa kehamilan
Mengurangi atau mencegah
faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan, serta
mengobati penyakit-penyakit yang diderita oleh ibu. Pemeriksaan dalam jangan
dilakukan kalau tidak ada indikasiyang perlu. Begitu pula pada koitus ibu hamil
tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan di lakukan hati-hati karena dapat
menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam
jalan lahir.
9.2.Masa persalinan
Pencegahan yang dapat
dilakukan pada masa persalinan yaitu.
a. Hindari pemeriksaan dalam
berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi
bila ketuban telah pecah.
b. Hindari partus terlalu lama
dan ketuban pecah lama.
c. Jagalah sterilitas kamar
bersalian dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama.
d. Perlukaan-perlukaan jalan
lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit
sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
e. Perdarahan yang banyak harus
dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan transfusi
darah
10. Selama nifas
Pencegahan yang dapat
dilakukan pada masa nifas yaitu.
a. Pencegahan infeksi selama nifas antara lain:
b. Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
c. Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah
genital harus suci hama.
d. Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi
dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu nifas yang sehat.
e. Membatasi tamu yang berkunjung.
No comments:
Post a Comment