Az ‘s Story
Ini adalah cerita yang saya kutip dari
teman sekaligus guru saya “AZ” inisialnya.
Sore itu AZ’s bercerita:
“
Dulu ,,, waktu saya masih belajar di senior high school alias di SMA
yang namanya Pacar sih saya punya. Tapi kalau pacaran saya gak pernah. Nah sekarang
saya punya teman laki-laki, pacar nggak punya, pacaran nggak juga, tapi saya
punya sosok yang saya cintai. Dia mungkin tidak tau kalau saya menaruh hati
padanya. Saya cukup menyimpannya dalam hati saja. Tidak perlu saya ungkapkan
dan tidak sepantasnya saya tunjukan.
Kalau mau ditanya apakah saya sering memikirkannya jawabannya. Maybe
Yes,,,,, Maybe No. Dibilang sering ,,, nggak juga,, dibilang jarang,, nggak
juga. Singkatnya saya pasti kepikiran dia kalau bertemu teman yang sedang jalan
dengan pasangannya (pacar/teman dekat/suami), atau ketika saya langsung ditanya oleh teman
tentang siapakah “pacar” saya sekarang. “ apakah
seluruh wanita di dunia ini harus punya pacar? Itulah pertanyaan dalam hati
saya jika ditanya hal demikian.
Ok,, kita flashback dulu ke masa lalu ya,,,,
Hemmmm,,,, dulu,, waktu masa-masa SMA,,, MUNGKIN 99, 99 % teman- teman saya
punya pacar. Kalau gag punya pasti dibilangin kuper lah, ketinggalan jamanlah,,
ini dan itu lah.... ahh intinya orang yang gag punya pacar tuh orang yang dicap
paling kuper. Apalagi kalau yang gag punya pacar itu adalah seorang kutu
buku,,, hemmm,, udah dehhh,, ada istilah “ si kutu buku pacaran sama buku sampai
berkutu”. Bahkan guru saya ada yang mengatakan “kalau sekarang gag apa-apa punya pacar banyak. Asal jangan punya suami
atau istri yang banyak saat sudah menikah nanti. Isitilah yang benar-benar
keterlaluan.
Saya termasuk orang yang punya pacar
saat SMA. Kelas 1 SMA adalah waktu di mana saya mengatakan “Ya” sebagai jawaban
atas permintaan seorang lelaki. ” mau nggak kamu jadi pacar saya ?” itu
adalah satu dari sejuta kalimat yang anehnya bisa menyatukan dua orang
berlainan jenis dalam ikatan khayal yang membawa banyak kerugian. Beberapa
menit atau detik yang lalu saya dan dia bukanlah siapa-siapa. Hanya teman aja. Tapi
setelah saya berkata “YA” kok kami seperti terikat dan jadi bertambah dekat ???????
hemmmmm padahal kalau dipikir apa bedanya status saya dan dia yang dulu dengan
yang sekarang ? wong saya Cuma bilang “iya” aja kok. Kok bisa-bisanya sih saya
mau aja dipanggil “SAYANG.,,, HONEY,, BEIBS,,,” kan dulu dia manggil saya
dengan “AZ” aja.
Saya dan dia tidak pernah sekali pun pegangan tangan, apalagi sampai
pelukan, ciuman, dan lain-lain seperti yang teman-temanku lakukan. Kami hanya
duduk di teras rumah. Kursi kami pun terpisah, jaraknya juga gag dekat- dekat
amat. Ibu atau keluargaku yang lainnya jelas mengawasiku dari dalam. Apalagi tetangga
atau orang yang lalu lalang depan rumah lumayan banyak, jadi kami bukan
berdua-duaan loh. Dan kalau boleh dibilang mungkin dalam sebulan kami ketemu cuma
dua kali. Dan ini menurut saya bukanlah PACARAN. Saya hanya memiliki seorang
pacar tapi tidak pernah berpacaran seperti teman- teman saya yang lain. Menurut
saya pacaran itu kalau dia sudah menyentuh pakaian saya atau kulit saya sudah
bersentuhan dengan kulitnya dengan sengaja, seperti pegangan tangan, sentuh
pipi, atau membelai hijab saya. (Alhamdulillah saya telah mengenakan hijab
sesaat setelah kelulusan saya di SMP dulu) Kalau berSMSan atau telfonan ,, saya
terima untuk dipanggil SAYANG,,, tapi saya gag pernah manggil dia SAYANG. Dan ini
juga menurut saya bukanlah pacaran. Karena saya tidak ikut mengucapkan kata-
kata yang justru akan menimbulkan syahwat-nya. Isi pembicaraan kami dalam
berSMSan, telfonan, atau bercerita di teras rumah hanyalah seputar candaan,
pelajaran saya, nanyain kabar saya, nanyain kabar keluarga, nanyain lagi apa
saya sekarang, udah makan apa belum. Gitu-gitu aja sih. Gag pernah tuh
mesra-mesraan. Menurut saya ini bukan pacaran.
Nah,,,,,, sekarang saya TIDAK PUNYA PACAR, TENTU GAG PACARAN, TAPI
SAYA PUNYA SOSOK YANG SAYA CINTAI. Ini berawal sejak 1 setengah tahun
yang lalu.
Ketika saya menamatkan pendidikan di SMA, saya memutuskan untuk melanjutkan
studi di sebuah perguruan tinggi di kota. Untuk masalah tempat tinggal, saya
menyewa sebuah rumah kosan. Saya tinggal seorang diri. Tetangga saya notabene
adalah mahasiswa juga. Kamar saya diapit oleh dua kamar yang keduanya ditempati
oleh laki-laki.
Saya kebanyakan menetap di dalam kamar. Jarang banget keluar kamar. Kalau jenuh
belajar saya dengar musik, kalau bosan dengar musik saya nyetel radio.
Suatu malam sekitar pukul 07.40 pm. Saya kebingungan,,, gag tau mau ngapain. Mau denger musik,, bosan,,
lagunya itu-itu aja. Mau belajar,,, tapi lagi jenuh,,teman-teman diSMS-in tapi
gag dibalas. Pengen SMS si dia tapi bosan dipanggil SAYANG. Kos-kosan juga lagi
sepi. Pada keluar malam mingguan semua. Ahhhh,,, saya nyetel radio aja
akhirnya. Saya rebaan di kasur. Volume radio saya gedein. Sambil nutup mata
saya dengar radio itu.
´wahai saudaraku,,,, saudariku,,, pernahkah kalian
terpikir bahwa hal yang kalian lakukan selama ini adalah sebuah kemaksiatan dan
dosa?
Pernahkah kalian berpikir bahwa kalian telah
dikuasai oleh setan?
Tidakkah kalian sadar bahwa kalian bangga dengan
fitnah syahwat yang disandangkan pada kalian?
Kebanyakan pemuda dan pemudi sekarang ini, keluar
di pagi, siang, dan malam hari tak kenal waktu,, berdua-duaan,,,,tanpa ada
ikatan yang syah, ikatan pernikahan.
Dengan bangganya mereka mengukuhkan diri sebagai
sepasang kekasih,
Dengan bangganya mereka menunjukkan kemesraan.
Dengan bangganya mereka mengucapkan kata cinta
Dengan bangganya mereka mengorbankan diri untuk
melakukan zina... zina,,,, dosa yang begitu besar.
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruk
jalan”. (Al Isra’ [17] : 32).
Pacaran saat ini adalah makanan pokok-nya para
pemuda pemudi yang dimabuk asmara. Pacaran itu mendeketkan diri pada zina,,,
mendekatkan diri pada zina.”
Seketika saya berpikir apakah punya pacar namun tidak berpacaran juga akan
mendekatkan diri saya pada zina ?
Saya kemudian browsing beberapa artikel dari beberapa website. Dan jawaban
dari pertanyaan saya alhamdulillah ada.
” meskipun Anda tidak berpacaran, namun tentu saja
akan menimbulkan fitnah”
“ wanita adalah aurat termasuk suara. Jadi apabila
anda menggunakan suara Anda untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya, yang
justru akan menimbulkan syahwat seorang laki-laki. Maka ada baiknya Anda
meninggalkan perbuatan itu.
Seorang wanita dan pria yang berSMSan juga
dikhawatirkan akan berdua-duaan, yakni ketika mereka larut dalam pembicaraan di
mana pelakunya hanyalah mereka berdua (dua orang saling berkirim pesan). Alangkah
baiknya, Anda dan pasangan Anda segera menikah jika telah mampu. Hal itu untuk
menghindari fitnah dan dosa”
Semakin banyak artikel yang saya
baca, semakin terbuka pikiran saya bahwa saya selama ini telah melakukan dosa. Tidak
satupun tulisan – tulisan itu yang membenarkan seseorang untuk memiliki pacar. Entah
apa yang membuat saya seketika meneteskan air mata. Ya Allah ampunilah hamba,
hamba begitu rugi dan hina, hamba telah dikuasai oleh setan. Hamba melakukan
dosa”
Terbesik di hati saya untuk mengakhiri hubungan saya dengan dia , pacar
saya. Saya kemudian memberanikan diri untuk mengutarakan niat saya itu. Saya nelfon
dia dan mengatakan bahwa saya ingin putus. Saya jelaskan alasan saya persis
seperti inti apa yang telah saya baca dan saya dengarkan dari radio. Alhamdulillah
dia mengerti dan melepaskan saya dari ikatan yang telah lama saya sandang yakni
sebagai pacarnya.
Setiap harinya saya membaca, bertanya pada ustad, dan mendengarkan radio untuk
menambah ilmu agama saya. Saya kini sadar bahwa dulu adalah masa gelap dan
suram yang pernah saya alami. Alhamdulillah saya kini menemukan kebenaran. Saya
menemukan kenyamanan dan ketenangan dengan ajaran Alquran dan sunnah Baginada Rasulullah.
Saya menyayangkan teman-teman dan saudara-saudari muslim lainnya yang masih
terjebak dalam ketidaktahuannya terhadap adab berinteraksi dengan lawan jenis. Kalau
saja ada kemauan pastilah ada jalan. Jika saja mereka mau untuk mencari tau apa
arti pacaran dan apa hukumnya. Maka tentu tidak akan ada yang namanya zina.
Menurut saya Pacaran itu haram. Saya berpesan kepada teman-teman untuk
meluangkan waktu untuk membaca buku, artikel tentang hukum pacaran itu sendiri.
Atau jika perlu langsung bertanya kepada ustad untuk mendapatkan jawabannya
langsung.
Manfaat yang diperoleh banyak, satu jawaban yang anda peroleh akan membuka
pikiran Anda serta menambah ilmu Anda. Manfaat yang diharapkan tidak hanya
diperoleh di dunia saja karena yang terpenting adalah memperoleh manfaat dari
mengamalkan perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi segala yang dilarang di
akhirat nanti.”””””””
Itulah sepenggal cerita yang Az
tuturkan pada saya.
Saya jadi berpikir
seorang AZ menitihkan air mata karena dosa yang pernah dia lakukan yakni hanya
karena berSMSan dengan pacar, membolehkan pacar memanggilnya sayang. Padahal dia
tidak pernah disentuh oleh pacarnya, dan alhamdulillah tidak pernah berpacaran
seperti yang kebanyakan orang lakukan saat ini. Banyangkan dia memohon ampunan
akan hal-hal tersebut. Ini berarti bahwa dia menyadari bahwa hal yang dianggap
oleh sebagian besar orang saat ini sebagai hal yang wajar – wajar saja adalah salah dan berbuah dosa.
Nah bagaimanakah dengan Anda????? sejauh mana gaya berpacaran yang Anda lakukan
? akankah Anda mengikuti jejak AZ untuk mencari kebenaran akan hukum pacaran
itu sendiri ?? akankah Anda membuka diri untuk menerima kebenaran?? Akankah berkobar
keberanian Anda untuk mengakhiri hubungan demi mendapatkan ampunan Sang Maha
Esa? Akankah Anda bersedia menahan diri untuk tidak jatuh dalam jebakan setan
yang sama?
Jawabannya ada pada Anda. Jangan membuang waktu segeralah cari kebenaran
itu. Yang lagi On Line sekarang.... yuuukkk luangkan waktu untuk nanya ke Mbah
Google. Apa sih hukum pacaran itu ?? nanti mbah google kasih beberapa sites. Atau
tanya lah langsung pada seorang yang mengerti agama Islam.Baca dan
renungkanlah. Temukan dan terimalah kebenaran itu.
Ohhhhh ya,, dikesempatan yang akan datang,,,,,, saya akan kembali post
cerita dari saudari AZ tentang HUKUM
MUSIK. Musik adalah hal yang menjadi kegemarannya dulu. Namun lain cerita
untuk waktu yang sekarang. Ada apa dengannya ? sebenarnya bagaimana hukum musik
itu sendiri dalam ISLAM ??? okk ,,,, akan kita lanjutkan di lain kesempatan ya.
Semoga Allah memberikan umur panjang dan kesehatan.
Assalamualaikum.
alhamdulillah :)
ReplyDelete