BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Bendungan Payudara
Bendungan payudara adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa
nyeri disertai kenaikan suhu badan .(Prawirohardjo,2005:700).
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus
laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau
kelainan pada putting susu. Keluhan ibu adalah payudara bengkak, keras, panas,
dan nyeri. (Mochtar, 1998).
Bendungan payudara adalah pembengkakan payudara atau breast engorgement
karena pengeluaran ASI yang tidak lancar, ketika bayi tidak cukup sering
menyusu atau terlalu cepat disapih. Dapat pula disebabkan adanya gangguan
let-down reflex. (The FT., 2011 : 108).
2.
Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2009), Bendungan air susu dapat terjadi pada hari kedua atau ketiga ketika
payudara telah memproduksi ASI. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu
yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat,
terlambat menyusu, hubungan dengan bayi(bonding) yang kurang baik, dan dapat
pula terjadi karena pembatasan waktu menyusu. Gejala bendungan air susu adalah
terjadinya pembengkakkan disertai payudara bilateral dan secara palpasi teraba
keras, kadang terasa nyeri serta sering kali disertai peningkatan suhu badan
ibu, tetapi tidak terdapat tanda-tanda kemerahan dan demam.
Faktor-faktor penyebab bendungan ASI
a.
Pengosongan mamae yang tidak sempurna.
Dalam masa laktasi,terjadi
peningkatan produksi ASI pada ibu yang produksi ASI nya berlebihan,apabila bayi
sudah kenyang dan selesai menyusu dan payudara tidak dikosongkan ,maka masih
terdapat sisa ASI didalam payudara.sisa ASI tersebut yang menimbulkan bendungan
ASI.
b.
Hisapan bayi yangtidak aktif.
Bila ibu tidak menyusukan
bayi nya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif menghisap maka akan
menimbulkan bendungan ASI.
c.
Posisi menyusui bayi yang tidak benar.
Teknik yang salah dalam
menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa
nyeri pada saat bayi menyusu.akibat nya ibu tidak mau menyusui bayinya dan
terjadi bendungan ASI.
d.
Puting susu terbenam
Puting susu yang terbenam
akan menyulitkan bayi dalam menyusu.karena bayi tidak dapat menghisap puting
dan areola,bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI.
Puting susu yang panjang
menimbulkan kesilitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap
areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI.akibat nya ASI
tertahan dan minimbulkan bendungan ASI.
3.
Tanda dan gejala bendungan ASI
Tanda dan gejala bendungan ASI yaitu.
a. Mamae panas serta keras pada saat perabaan dan
nyeri.
b. Puting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit
menyusu.
c. Pengeluaran air susu kadang terhalang oleh duktus
laktifer menyempit.
d. Payudara bengkak,keras,panas.
e. Nyeri bila ditekan.
f. Warnanya kemerahan.
g. Suhu tubuh sampai 38oc
4. Patofisiologi
Sesudah bayi lahir dan
plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam 2-3 hari. Dengan
ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi prolaktin waktu hamil, dan sangat
di pengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi
prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar
mammae terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkan dibutuhkan refleks
yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel yang mengelilingi alveolus dan
duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Refleks ini timbul bila bayi menyusui.
Apabila bayi tidak menyusu dengan baik, atau jika tidak dikosongkan dengan
sempurna, maka terjadi bendungan air susu. Gejala yang biasa
terjadi pada bendungan ASI antara lain payudara penuh terasa panas, berat dan
keras, terlihat mengkilat meski tidak kemerahan. ASI biasanya mengalir tidak
lancar, namun ada pula payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat
nyeri, puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan
bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu kadang-kadang menjadi demam, tapi
biasanya akan hilang dalam 24 jam (Wiknjosastro,2005).
1.
Diagnosis
1.1.Cara inspeksi.
Hal ini harus dilakukan pertama dengan tangan di samping dan sesudah itu
dengan tangan keatas,selagi pasien duduk kita akan melihat dilatasi
pembuluh-pembuluh balik di bawah kulit akibat pembesaran tumor jinak atau ganas
di bawah kulit.perlu diperhatikan apakah kulit pada suatu tempat menjadi merah.
1.2.Cara palpasi
Ibu harus tidur dan diperiksa secara sistematis bagian medial lebih
dahulu dengan jari-jari yang harus kebagian lateral.palpasi ini harus meliputi
seluruh payudara,dari parasternal kearah garis aksila belakang,dan dari
subklavikular kearah paling distal.untuk pemeriksaan orang sakit harus
duduk.tangan aksila yang akan diperiksa dipegang oleh pemeriksa dan dokter
pemeriksa mengadakan palpasi aksila dengan tangan yang kontralateral dari
tangan si penderita.misalnya kalau aksila kiri orang sakit yang akan diperiksa,tangan
kiri dokter mengadakan palpasi (Wiknjosastro, 2005).
2.
Penanganan
Penanganan bendungan ASI menurut Wiknjosastro (2009) yaitu
a.
Pemakaian
bra utuk menyangga payudara,
b.
pemberian
analgetika,
c.
dianjurkan
menyusui segera dan lebih sering,
d.
kompres
hangat,
e.
air
susu dikeluarkan dengan pompa dan dilakukan pemijatan serta perawatan payudara,
f.
kalau
perlu diberi supresi laktasi untuk sementara ( 2-3 hari) agar bendungan
terkurangi dan memungkinan air susu dekeluarakan dengan pijatan, keadaan ini
pada umumnya akan menurun dalam beberapa hari dan bayi dapat menyusu dengan
normal.
g.
Bila
demam tinggi, berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
Menurut The F.T. (2011), bila ibu tidak menyusui maka penanganan yang dilakukan yaitu.
a. Sangga payudara
b. Kompres dingin payudara
untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit
c. Bila di perlukan berikan
PCT 500 mg per Oral setiap 4 jam
d. Jagan di pijat atau memakai
kompres hangat payudara
e. Pompa dan kosongkan
payudara
3. Pencegahan Bendungan ASI
Untuk mencegah bendungan ASI maka diperlukan : menyusui dini, perlekatan
yang baik, menyusui on demand. Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu
tegang, atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu, agar
ketegangan menurun. Untuk merangsang refleks oksitosin maka dilakukan :
a. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit.
b. Ibu harus rileks.
c. Pijat leher dan punggung belakang sejajar dengan
daerah payudara.
d. Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat
pelan-pelan kearah tengah).
e. Stimulasi payudara dan putting susu.
f. Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi
odem.
g. Pakailah BH yang sesuai.
h. Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik.
(Ambarwati, 2008; h.48)
4.
Persipaan Memperlancar Pengeluaran ASI
Persiapan yang perlu dilakukan untuk memperlancar pengeluaran ASI, yaitu
:
a.
Membersihkan putting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang
lepas tidak menumpuk.
b.
Putting susu ditarik setiap kali mandi, sehingga putting susu akan menonjol dan mempermudah isapan bayi.
c.
Bila putting susu belum menonjol, dapat menggunakan pompa susu atau
dengan jalan operasi.
d.
Keberadaan putting susu dalam mulut bayi mempunyai keuntungan
tersendiri, yaitu :
a) Rangsangan putting susu lebih mantap, sehingga
refleks pengeluaran ASI lebih sempurna.
b) Menghindari kemungkinan lecet pada putting susu.
c) Kepuasan bayi saat menghisap ASI lebih besar.
e.
Semprotan ASI lebih sempurna dan menghindari terlalu banyak udara yang
masuk ke dalam lambung bayi.
(Saleha, 2009; h.21)
5.
Cara Mengeluarkan ASI dengan Tangan
Beberapa langkah mengeluarkan ASI dengan tangan adlah sebabgi berikut.
a. Cuci tangan sampai bersih.
b. Pegang cangkir bersih untuk menampung ASI.
c. Condongkan payudara kedepan dan sangga payudara
dengan tangan.
d. Letakkan ibu jari pada batas areola mammae dan
letakkan jari telunjuk pada batas areoa mammae bagian bawah sehingga
berhadapan.
e. Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada
tanpa menggeser letak kedua jari tadi.
f. Pijat daerah diantara kedua jari tadi ke arah depan
sehingga akan memeras dam mengeluarkan ASI yang berada di dalam sinus
lactiferous.
g. Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa
kali.
h. Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi
ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola
dengan kedua jari selalu berhadapan.
i.
Lakukan berulang-ulang sehingga ASI akan terperah dari semua bagian
payudara.
j.
Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak akan
mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit.
6.
Cara Menyusui yang Benar
Menurut Wiknjosastro (2009 : hal 377), cara menyusui yang benar antara
lain.
a.
Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
b.
Ibu duduk dengan rileks dan kaki tidak menggantung
c.
Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya. Manfaatnya
adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembabab puting susu.
d.
Posisikan bayi dengan benar.
a) Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi
diletakkan dekat lengkunagan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak
tangan ibu
b) Perut bayi menempel ke tubuh ibu
c) Mulut bayi berada di depan puting susu ibu
d) Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan
berada di antara tubuh ibu dan bayi. Tagan yang di atas boleh dipegang ibu atau
diletakkan di atas dada ibu
e) Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu
garis lurus.
e.
Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian
dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudarar ibu dan puting serta areola
dimasukkan ke dalam mulut bayi.
f.
Cek apakah perlekatan sudah benar.
a) Dagu menempel ke payudara ibu,
b) Mulut terbuka lebar.
c) Sebagian besar areola terutama yang berada di
bawah, masuk ke dalam mulut bayi,
d) Bibir bayi terlipat ke luar,
e) Pipi bayi tidak boleh kempor (karena bayi tidak
menghisap, tetapi memerah ASI),
f) Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanaya boleh
terdengar bunyi menelan
g) Ibu tidak kesakitan,
h) Bayi tenang.
g. Jika bayi sudah selesai menyusu, ibu mengeluarkan
putting susu dari mulut bayi dengan cara memasukkan jari kelingking ibu di
antara mulut dan payudara.
h. Menyendawakan bayi dengan menyandarkan bayi di
pundak ibu atau menelungkupkan bayi melintang kemudian menepuk-nepuk punggung
bayi.
No comments:
Post a Comment