Friday, 19 April 2013

PARTOGRAF



PARTOGRAF
Bagi petugas kesehatan, siapa sih yang nggak kenal partograf ? semua tentu tahu dan paham bagaiman penggunaan dan cara pengisiannya. Dalam kesempatan kali ini saya coba posting dulu mengenai pengertian partograf itu sendiri; tampak halaman depan; dan juga tampak halaman belakang. Hal ini selaku pengenalan awal, sebelum melangkah pada keterampilan mengisi dan membaca partograf.
Berikut adalah sedikit bahan yang keseluruhannya saya angkat dari satu referensi saja karena memang telah lengkap dipaparkan dengan jelas mengenai partograf, yakni ILMU KEBIDANAN EDISI IV oleh Sarwono Prawirohardjo yang diterbitkan oleh PT. Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo, Jakarta, tahun 2009. Anda bisa buka di halaman 315 – 332.
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan utama penggunaan partograf adalah untuk.
a.       Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
b.      Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian, juga dapat dilaksanakan deteksi secara dini, setiap kemungkinan terjadinya partus lama. Jika digunakan secara tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran, serta menggunakan informasi yang tercatat, sehingga secara dini mengidentifikasi adanya penyulit persalinan, dan membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu. Selain itu, dapat mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa ( Wiknjosastro, Ilmu Kebidanan, Ed IV, 2009 : hal 315).

 Penggunaan Partograf
            World Health Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi agar lebih sederhana dan lebih mudah digunakan. Fase laten telah dihilanngkan dan pencatatan pada partograf dimulai dari fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm. Partograf harus digunakan untuk (1) semuah ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai elemen penting asuhan persalinan; (2) semua tempat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dan lain-lain);(3) semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran ( Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Bidan, Dokter Umum, Residen, dan mahasiswa Kedokteran).


Halaman depan partograf
            Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase aktif persalinan; dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil – hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, meliputi:
a.       Informasi tentang ibu :
a)      Nama, umur
b)      Gravida, para, abortus (keguguran)
c)      Nomor catatan medik nomor Puskesmas
d)     Tanggal dan waktu mulai dirawat ( atau jika di rumah : tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)
b.      Waktu pecahnya selaput ketuban
c.       Kondisi janin:
a)      DJJ (denyut jantung janin)
b)      Warna dan adanya air ketuban)
c)      Penyusupan ( moulase) kepala janin.
d.      Kemajuan persalinan
a)      Pembukaan serviks
b)      Penurunan bagian terbawah janin atau presentase janin
c)      Garis waspada dan garis bertindak
e.       Jam dan waktu
a)      Waktu mulainya fase aktif persalinan
b)      Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
f.       Kontraksi uterus : frekuensi dan lamanya
g.      Obat – obatan dan cairan yang diberikan:
a)      Oksitisin
b)      Obat- obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
h.      Kondisi ibu :
a)      Nadi, tekanan darah, dan temperatur
b)      Urin ( volume , aseton, atau protein)
i.        Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya ( dicatat dalam kolom tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan)



tampak depan ( halaman depan)

Halaman  belakang partograf
            Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal- hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan – tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga IV ( termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Nilau dan catatkan asuhan yang telah diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV ( mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan ). Selain itu, catatan persalinan ( yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman.
halaman belakang partograf

No comments:

Post a Comment