TERAPI ANTIBIOTIKA
Oleh Djoko Waspodo
Infeksi yang terjadi selama masa kehamilan dan pasca persalinan dapat
disebabkan oleh kombinasi berbagai mikroorganisme termasuk basilus dan kokus
jenis aerob dan anaerob. Antibiotika haruslah dimulai berdasarkan pengamatan
terhadap ibu. Jika tidak ditemui adanya respon klinis, perlu dilakukan kultur
cairan vagina atau uterus, pus, atau urinm sehingga dapat membantu memilih
jenis antibiotika lainnya. Sebagai tambahan, kultur darah dapat dilakukan jika
terdapat septikemia (invasi mikroorganisme ke aliran darah).
Mekanisme Kerja Antibiotika
1.
Mengubah
struktur dan fungsi dinding sel bakteri
2.
Merintangi
replikasi genetik
3.
Melemahkan
sintesis protein.
4.
Membatasi
fungsi sel membran
5.
Mencegah
sintesis asam folat
Pemberian Antibiotika
1.
Terapi dengan
antibiotika tunggal
Antibiotika
|
Dosis
|
Keterangan
|
|
Dosis awal 2 g/IV dan 1 gram setiap 6 jam (per
oral) atau 500 mg (parenteral) setiap 6 jam.
|
Antibiotika spektrum luas dan relatif tidak
mahal
|
|
I gram dosis tunggal
|
Antibiotika spektum luas untuk kuman aerob dan
anaerob
|
|
1,5 mg/kg BB/dosis IV
Atau IM diberikan setiap 8 jam
|
Dapat diandalkan dan harganya murah untuk
sepsis, tetap harus dipantau reaksi depresif pada sum-sum tulang
|
|
100 mg setiap 12 jam (jangan diberikan bersamaan
dengan susu atau antasida)
|
Cukup efektif terhadap bakteri Gram (-) dan
flora saluran cerna.
|
|
I gram IV atau per rektal setiap 12 jam atau 500 mg oral setiap 6 jam
|
Adekuat untuk bakteri Gram (+), (-), termasuk
klamidia, dapat menggantikan atau digunakan bersamaan dengan ampisilin, juga
meningkatkan sprektrum cakupan bila dikombinasi dengan metronidazol.
|
|
|
Baik untuk bakteri Gram (-) dan anaerob, dapat
digunakan dalam kombinasi dengan ampisilin dan doksisiklin, dan sebagai
alternatif untuk klindamisin, relatif terjangkau, dan mudah diperoleh,
pemberian per oral mendekati kadar serum pemberian secara IV
|
Catatan:
a.
Penisilin,
gestamisin, dan metronidazol merupakan antibiotika yang efektif secara tunggal
dan mempunyai efek aditif apabila digunakan secara kombinasi untuk mengobati
sepsis atau infeksi berat yang disebabkan infeksi yang masuk melalui lahir atau
pelvik.
b.
Kloramfenikol
merupakan antibiotika yang selalu tersedia di mana antibiotika lain sulit untuk
diperoleh. Antibiotika jenis ini sangat
efektif bila dikombinasi dengan penisilin / ampisilin.
c.
Begitu dimulai,
antibiotika intravena harus dilanjutkan hingga pasien bebas demam paling tidak
sekitar 24 – 48 jam. Bila terapi antibiotika tidak menampakkan hasuil dalam 48
jam pertama, segera ganti dengan antibiotika atau gabung dengan antibiotika
yang dianggap lebih efektif.
d.
Bila pemulihan
berlangsung, terapi antibiotika IV dapat dilanjutkan dengan antibiotika oral. Umumnya
tetrasiklin 300 mg q.i.d ( oral) atau doksisiklin 100 mg b.i.d (oral) untuk 10 –
14 hari. Hati-hati reaksi alergi.
Pada kondisi yang sesuai dan tepat, antibiotika tunggal dianggap cukup
efektif untuk mengendalikan dan
menghilangkan mikroorganisme penyebab infeksi. Apabila jenis dan tungkat
resistensi mikroorganisme penyebab belum diketahui, umumnya digunakan
antibiotika tunggal yang mempunyai spektrum luas. Antibiotika generasi baru,
umumnya mempunyai cakupan bakteriostatik bakterisid yang sangat luas, sehingga
dapat diandalkan untuk mengatasi infeksi yang diakibatkan oleh beberapa
mikroorganisme penyebab.
metronidazol-500-mg ( source : paradisetropical.com.sv) |
Source :
Prawirohardjo Sarwono .Ilmu Kebidanan , Ed IV, 2009. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
No comments:
Post a Comment