PILIHAN-PILIHAN DALAM PERSALINAN
Di Negara maju, hampir semua wanita
melahirkan di rumah sakit. Sebaliknya, di negara yang sedang berkembang,
terutama di pedesaan yang merupakan tempat tinggal 75 % populasinya, kebanyakan
wanita melahirkan di rumah. Dengan kecenderungan yang hampir universal untuk
melahirkan di rumah sakit di negara maju, beberapa wanita mengajukan pertanyaan
apakah hal ini harus, dan mereka mengatakan bahwa ketika mereka masuk ke rumah
sakit wanita hamil akan kehilangan otonominya, sering tidak diberitahu
prosedur-prosedur yang akan dilakukan, dan mungkin tidak diperlakukan secara
pribadi oleh para staff yang sibuk bertugas. Dengan demikian, persalinan telah
bersifat medik. Beberapa wanita ingin kembali melahirkan di rumah meskipun ada
kemungkinan bahaya; sebagian lainnya menghendaki melahirkan di rumah sakit; dan
sebagian lainnya menghendaki perubahan sikap para staff dan beberapa prosedur.
Beberapa organisasi internasional
telah menyampaikan permasalahan ini dan telah membuat rekomendasi – rekomendasi
sebagaimana yang diuraikan di bawah ini.
a)
Seorang wanita harus mudah menghubungi salah
satu anggota kelurga selama persalinan dan melahirkan, yang mau menemaninya
salama proses persalinan jika ia menghendakinya atau jika dokter yang bertugas
menyetujuinya.
b)
Seorang wanita hamil harus berpartisipasi dalam
mengambil keputusan yang berkenaan dengan pengalaman melahirkan dan kebutuhan
akan tindakan-tindakan (termasuk episiotomy). Tekniknya harus dijelaskan
kepadanya.
c)
Praktik mencukur pubis dan perineum dan
pemberian enema secara rutin harus dihilangkan.
d)
Induksi persalinan dengan amniotomi atau
penggunaan prostaglandin harus didasarkan pada alasan medik yang tepat.
Pemecahan kantong amnion secara rutin pada awal persalinan tidak dapat
dibenarkan.
e)
Analgesia dan anastesia harus disediakan atas
permintaan pasien
f)
Selama bersalin, wanita hamil harus dapat
berjalan-jalan, berbaring, jongkok, atau duduk untuk mendapatkan posisi yang
paling mengenakkannya, jika tidak ada alasan medik yang mengharuskannya untuk
tetap di tempat tidur. Dalam hal ini ia harus dapat bersandar. Posisi litotomi
dorsal selama persalinan hendaknya hanya dipakai jika diperlukan persalinan
dengan cunam (forceps) atau tindakan operatif lainnya.
g)
Harus ada fasilitas bagi ibu untuk menyusui,
dan jika memungkinkan, ibu harus segera diperbolehkan untuk bertemu dengan
bayinya.
source:
Llewellyn-Jones, Derek
Llewellyn-Jones, Derek
Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi / Derek Llewellyn-Jones ; alih bahasa , Hadyanto; editor edisi bahasa Indonesia, Y. Joko Suyono. - Ed 6- Jakarta : Hipokrates, 2001.
No comments:
Post a Comment