Wednesday, 24 April 2013

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DENGAN KASUS METRITIS



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan wanita. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium pada tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu di mana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai tiga per empat (¾)  risiko jumlah kematian ibu. Survei yang dilakukan terhadap angka kematian ibu telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu. Namun demikian, upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000 kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya, 99 persen diantaranya terjadi di negara berkembang. Diperkirakan bahwa hampir satu orang ibu setiap menit meninggal akibat kehamilan dan persalinan. Angka kematian maternal di negara berkembang diperkirakan mencapai 100 sampai 1000 lebih per 100.000 kelahiran hidup, sedang di negara maju berkisar antara tujuh sampai 15 per 100.000 kelahiran hidup. Ini berarti bahwa di negara berkembang risiko kematian maternal satu diantara 29 persalinan sedangkan di negara maju satu diantara 29.000 persalinan.
Berdasarkan SDKI survei terakhir tahun 2007 aki indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia. Sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup.
Faktor langsung penyebab tingginya angka kematian ibu  adalah perdarahan (45%), terutama perdarahan post partum. Selain itu adalah keracunan kehamilan (24%), infeksi (11%), dan partus lama/macet (7%). Komplikasi obstetrik umumnya terjadi pada waktu persalinan, yang waktunya pendek yaitu sekitar 8 jam. Menurut WHO (2000), 81% AKI akibat komplikasi selama hamil dan bersalin, dan 25% selama masa post partum.

Sunday, 21 April 2013

TERAPI ANTIBIOTIKA



TERAPI ANTIBIOTIKA

Oleh Djoko Waspodo
Infeksi yang terjadi selama masa kehamilan dan pasca persalinan dapat disebabkan oleh kombinasi berbagai mikroorganisme termasuk basilus dan kokus jenis aerob dan anaerob. Antibiotika haruslah dimulai berdasarkan pengamatan terhadap ibu. Jika tidak ditemui adanya respon klinis, perlu dilakukan kultur cairan vagina atau uterus, pus, atau urinm sehingga dapat membantu memilih jenis antibiotika lainnya. Sebagai tambahan, kultur darah dapat dilakukan jika terdapat septikemia (invasi mikroorganisme ke aliran darah).

Mekanisme Kerja Antibiotika
1.      Mengubah struktur dan fungsi dinding sel bakteri
2.      Merintangi replikasi genetik
3.      Melemahkan sintesis protein.
4.      Membatasi fungsi sel membran
5.      Mencegah sintesis asam folat

Pemberian Antibiotika
1.      Terapi dengan antibiotika tunggal
Antibiotika
Dosis
Keterangan

Dosis awal 2 g/IV dan 1 gram setiap 6 jam (per oral) atau 500 mg (parenteral) setiap 6 jam.
Antibiotika spektrum luas dan relatif tidak mahal

I gram dosis tunggal
Antibiotika spektum luas untuk kuman aerob dan anaerob

1,5 mg/kg BB/dosis IV
Atau IM diberikan setiap 8 jam
Dapat diandalkan dan harganya murah untuk sepsis, tetap harus dipantau reaksi depresif pada sum-sum tulang

100 mg setiap 12 jam (jangan diberikan bersamaan dengan susu atau antasida)
Cukup efektif terhadap bakteri Gram (-) dan flora saluran cerna.

I gram IV atau per rektal setiap 12 jam  atau 500 mg oral setiap 6 jam
Adekuat untuk bakteri Gram (+), (-), termasuk klamidia, dapat menggantikan atau digunakan bersamaan dengan ampisilin, juga meningkatkan sprektrum cakupan bila dikombinasi dengan metronidazol.


Baik untuk bakteri Gram (-) dan anaerob, dapat digunakan dalam kombinasi dengan ampisilin dan doksisiklin, dan sebagai alternatif untuk klindamisin, relatif terjangkau, dan mudah diperoleh, pemberian per oral mendekati kadar serum pemberian secara IV
Catatan:
a.       Penisilin, gestamisin, dan metronidazol merupakan antibiotika yang efektif secara tunggal dan mempunyai efek aditif apabila digunakan secara kombinasi untuk mengobati sepsis atau infeksi berat yang disebabkan infeksi yang masuk melalui lahir atau pelvik.
b.      Kloramfenikol merupakan antibiotika yang selalu tersedia di mana antibiotika lain sulit untuk diperoleh. Antibiotika jenis ini  sangat efektif bila dikombinasi dengan penisilin / ampisilin.
c.       Begitu dimulai, antibiotika intravena harus dilanjutkan hingga pasien bebas demam paling tidak sekitar 24 – 48 jam. Bila terapi antibiotika tidak menampakkan hasuil dalam 48 jam pertama, segera ganti dengan antibiotika atau gabung dengan antibiotika yang dianggap lebih efektif.
d.      Bila pemulihan berlangsung, terapi antibiotika IV dapat dilanjutkan dengan antibiotika oral. Umumnya tetrasiklin 300 mg q.i.d ( oral) atau doksisiklin 100 mg b.i.d (oral) untuk 10 – 14 hari. Hati-hati reaksi alergi.
Pada kondisi yang sesuai dan tepat, antibiotika tunggal dianggap cukup efektif untuk mengendalikan dan  menghilangkan mikroorganisme penyebab infeksi. Apabila jenis dan tungkat resistensi mikroorganisme penyebab belum diketahui, umumnya digunakan antibiotika tunggal yang mempunyai spektrum luas. Antibiotika generasi baru, umumnya mempunyai cakupan bakteriostatik bakterisid yang sangat luas, sehingga dapat diandalkan untuk mengatasi infeksi yang diakibatkan oleh beberapa mikroorganisme penyebab.

metronidazol-500-mg ( source : paradisetropical.com.sv)

Source :
Prawirohardjo Sarwono .Ilmu Kebidanan , Ed IV, 2009. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 

Friday, 19 April 2013

PARTOGRAF



PARTOGRAF
Bagi petugas kesehatan, siapa sih yang nggak kenal partograf ? semua tentu tahu dan paham bagaiman penggunaan dan cara pengisiannya. Dalam kesempatan kali ini saya coba posting dulu mengenai pengertian partograf itu sendiri; tampak halaman depan; dan juga tampak halaman belakang. Hal ini selaku pengenalan awal, sebelum melangkah pada keterampilan mengisi dan membaca partograf.
Berikut adalah sedikit bahan yang keseluruhannya saya angkat dari satu referensi saja karena memang telah lengkap dipaparkan dengan jelas mengenai partograf, yakni ILMU KEBIDANAN EDISI IV oleh Sarwono Prawirohardjo yang diterbitkan oleh PT. Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo, Jakarta, tahun 2009. Anda bisa buka di halaman 315 – 332.
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan utama penggunaan partograf adalah untuk.
a.       Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
b.      Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian, juga dapat dilaksanakan deteksi secara dini, setiap kemungkinan terjadinya partus lama. Jika digunakan secara tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran, serta menggunakan informasi yang tercatat, sehingga secara dini mengidentifikasi adanya penyulit persalinan, dan membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu. Selain itu, dapat mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa ( Wiknjosastro, Ilmu Kebidanan, Ed IV, 2009 : hal 315).

Monday, 15 April 2013

BENDUNGAN ASI



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Bendungan Payudara
Bendungan payudara adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan .(Prawirohardjo,2005:700).
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau kelainan pada putting susu. Keluhan ibu adalah payudara bengkak, keras, panas, dan nyeri. (Mochtar, 1998).
Bendungan payudara adalah pembengkakan payudara atau breast engorgement karena pengeluaran ASI yang tidak lancar, ketika bayi tidak cukup sering menyusu atau terlalu cepat disapih. Dapat pula disebabkan adanya gangguan let-down reflex. (The FT., 2011 : 108).

2.      Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2009), Bendungan air susu dapat terjadi pada hari kedua atau ketiga ketika payudara telah memproduksi ASI. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusu, hubungan dengan bayi(bonding) yang kurang baik, dan dapat pula terjadi karena pembatasan waktu menyusu. Gejala bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakkan disertai payudara bilateral dan secara palpasi teraba keras, kadang terasa nyeri serta sering kali disertai peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-tanda kemerahan dan demam.

Friday, 12 April 2013

Apa sih arti pacaran bagi Anda ?



Az ‘s Story
Ini adalah cerita yang saya kutip dari teman sekaligus guru saya “AZ” inisialnya.

Sore itu AZ’s bercerita:
   Dulu ,,, waktu saya masih belajar di senior high school alias di SMA yang namanya Pacar sih saya punya. Tapi kalau pacaran saya gak pernah. Nah sekarang saya punya teman laki-laki, pacar nggak punya, pacaran nggak juga, tapi saya punya sosok yang saya cintai. Dia mungkin tidak tau kalau saya menaruh hati padanya. Saya cukup menyimpannya dalam hati saja. Tidak perlu saya ungkapkan dan tidak sepantasnya saya tunjukan.
Kalau mau ditanya apakah saya sering memikirkannya jawabannya. Maybe Yes,,,,, Maybe No. Dibilang sering ,,, nggak juga,, dibilang jarang,, nggak juga. Singkatnya saya pasti kepikiran dia kalau bertemu teman yang sedang jalan dengan pasangannya (pacar/teman dekat/suami), atau  ketika saya langsung ditanya oleh teman tentang siapakah “pacar” saya sekarang. “ apakah seluruh wanita di dunia ini harus punya pacar? Itulah pertanyaan dalam hati saya jika ditanya hal demikian.
Ok,, kita flashback dulu ke masa lalu ya,,,,
Hemmmm,,,, dulu,, waktu masa-masa SMA,,, MUNGKIN 99, 99 % teman- teman saya punya pacar. Kalau gag punya pasti dibilangin kuper lah, ketinggalan jamanlah,, ini dan itu lah.... ahh intinya orang yang gag punya pacar tuh orang yang dicap paling kuper. Apalagi kalau yang gag punya pacar itu adalah seorang kutu buku,,, hemmm,, udah dehhh,, ada istilah “ si kutu buku pacaran sama buku sampai berkutu”. Bahkan guru saya ada yang mengatakan “kalau sekarang gag apa-apa punya pacar banyak. Asal jangan punya suami atau istri yang banyak saat sudah menikah nanti. Isitilah yang benar-benar keterlaluan.

Thursday, 11 April 2013

INFEKSI MASA NIFAS : METRITIS



1.      Pengertian Miometriosis
Metritis (miometriosis) adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis.
Infeksi masa nifas adalah semua peradanngan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat- alat genital pada waktu persalinan dan nifas.  Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas ( TT Fat, 2011, 304).

2.      Etiologi
Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan, seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50%  adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir.
Kuman- kuman masuk ke dalam endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keping-keping nekrotis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan terdiri atas leukosit – leukosit. Pada infeksi yang lebih berat, batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjelaran.

Wednesday, 10 April 2013

SEMAKIN BERTAMBAH USIA,, SEMAKIN PUDAR KEDEWASAAN ... benarkah ????


Apa benar di zaman sekarang ini , semakin dewasa seseorang tapi kedewasaannya makin ciuutttt...aliasss makinn memudar.?????
Yaah,, menurut saya itu  memang benar. Meskipun hal ini akan mendapatkan pertentangan oleh siapapun yang mendengarnya. Namun, hal ini tertanam di benak saya. Saya sengaja menangkat judul ini sebagai hal yang harus kita renungkan. Memang benar semakin dewasa seseorang, kedewasaannya malah memudar atau tidak nampak. Tentu ini tidak terjadi pada semua orang. Pengamatan saya hanya terpaku pada segelintir orang saja yang menampakkan perbuatan yang menurut saya jadi pencitraan kepribadian dan itu bisa jadi tolak ukur kedewasaan mereka. Entahlah.. sadar atau tidak, hal itu tetap dilakukan oleh meraka. Menurut saya orang yang telah dewasa tidak sepatutnya ,mempertontonkan hal-hal yang kekanak-kanakan atau mengucapkan hal-hal yang tidak penting apalagi menyakitkan untuk didengar oleh orang lain.
Suatu hari , ketika saya dan sahabat saya duduk di beranda kelas. Terlihat beberapa orang mahasiswi lainnya sedang asik bermain. Layaknya anak kecil. Padahal boleh dikatakan usia mereka rata-rata 20 tahun bahkan lebih. Berlari-larian,, kejar-kejaran,, tarik-tarikan baju, dan mengucapkan candaan bernada sindiran. Anehnya,,, masing-masing mereka enjoy-enjoy aja dengan semua itu. Bahkan semakin girang aja dilihat. Oh ,, NO..... yang paling parahnya ni..... mereka bisa aja kan dilihat oleh pangeran-pangeran negeri sebelah yang berhiaskan pakaian putih alias mahasiswa yang  kelasnya berhadapan dengan kelas kami. WANITA ITU ADALAH AURAT !!!!! iya kan ??????? suara mereka jelas-jelas bisa aja terdengar oleh kaum adam di negeri seberang tuh. Gerak tubuh saat berlarian, tarik-tarikan baju sudah pasti terlihat juga. Nah,, di mana sih citra seorang wanita yang telah dewasa itu ? saya sama sekali tidak bisa meihatnya.
Satu lagi nih.
Suatu hari, ketika saya tengah berada di ruang dewan guru salah satu TK di daerah saya. Saya kebetulan punya urusan dengan salah seorang guru. Saya duduk di kursi kayu yang langsung berhadapan dengan meja ibu. D ( inisial). Ibu D terlihat sibuk memeriksa pekerjaan rumah murid-muridnya. Saya pun tak disapanya. Seolah tidak ada siapa-siapa di dalam ruangan. Padahal beberapa menit yang lalu beliau melihat saya duduk di kursi kayu biru itu sesaat sebelum guru lain yang menyambut saya masuk keluar meninggalkan ruangan. Terlihat pula ibu itu menampakkan garis-garis tak beraturan di keningnya. Meskipun tipis dan samar, garis itu dapat saya lihat. Anggapan saya saat itu adalah, ibu  D agak kecewa dengan apa yang baru saja diperiksanya.( saya bisa saja suuzan saat itu, alhamdulilah di dalam hati saya segera beristighfar). Tidak lama berselang, datanglah dua orang anak kecil berseragam. Lucu dan lugu mereka. Memang menggemaskan melihat anak seusia mereka, kira-kira 5 atau 6 tahunan.
“ ibu guru,,,,, maaf tadi sepertinya saya salah memberikan ibu guru buku untuk dikumpulkan. Buku tadi tuh bukan buku PR saya Bu. Tapi buku catatan Matematika. Ini buku PR saya Bu ( )bermaksud memberikan ibu D buku PR nya yang belum terkumpul.” Anak kecil itu menjelaskan dengan polosnya.
“ aduuuh,, pantas... kenapa bisa salah kasih sih ???? nggak dengar ya tadi ibu bilang kumpulkan buku PR kalian” ibu D menjawab.
Anak kecil yang kedua kemudian membela teman sebayanya itu. “ ibu guru.. saya yang salah. Tadi memang FD ( inisial anak yang pertama) lagi main di luar kelas saat ibu masuk mengumpulkan buku PR. Jadi saya ambil aja buku di mejanya. Saya pikir itu buku PR-nya karena saat saya buka sekilas. Isinya angka semua Bu. Jadi saya pikir itu PR matematikanya yang sudah dia kerjakan”
“ anak ini..... saya sudah punya banyak urusan di rumah. Kamu tambahin saya lagi urusan yang buat otak saya berputar. Dari tadi saya bolak balik buku kamu untuk dapatkan di mana jawaban PR kamu tulis. Ternyata itu bukan buku PR tapi buku catatan. Kamu juga ( melihat ke arah anak kedua) pakek kasih ibu buku yang salah” Ibu D berkata dengan nada yang agak keras.
Astaghfirullah... terucap dalam hati saya. Masalah sepele seperti itu, dibuat jadi besar oleh seorang guru TK. Jelas- jelas anak itu sudah jujur menjelaskan apa yang terjadi. Kenapa ibu D memberi respon negatif. Apalagi kepada anak kecil yang sangat perlu untuk ditanamkan dan diperkenalkan hal- hal positif di pandangannya. Hati orang yang telah dewasa pun pasti akan teriris mendengar perkataan ibu D. Apalagi anak kecil.... coba bayangkan.....
Saya tidak ingin berpanjang lebar mengenai kasus Ibu D dan kedua muridnya. Masih banyak pengalaman pribadi saya lainnya yang memberatkan prinsip saya bahwa semakin bertambah usia, kedewasaan seseorang bisa saja memudar. Ingat ,, TIDAK SEMUA. Namun dengan adanya kasus – kasus seperti yang saya lihat, tentu dengan presentase yang sedikit namun itu bisa membangun prinsip saya. Dan itu tidak bisa dielakkan karena memang benar- benar ada dan memang benar- benar terjadi.
Menurut saya, kedewasaan adalah tingkat kematangan seseorang dalam mengekspresikan ide, gagasan, dan isi hati melalui lisan dan perbuatan, serta bagaimana merespon masukan, memberi masukan, dan menganggapi perbedaan dengan jujur, halus, dan bijak sesuai dengan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya,
Dari kasus satu, tampak bahwa mahasiswa yang demikian bisa saja tau adab dalam berinteraksi dengan teman. Tak perlu teriak- teriak, tak perlu lari-larian, tak perlu membuat gaduh suasana. Namun, karena terlena oleh suasana mereka lebih memilih untuk tidak mengerkpresikan suasana hati dengan semestinya. Bahkan yang paling disayangkan adalah mereka bisa dengan PD—nya memamerkan hal itu di hadapan kaum adam. Akhirnya yang terlihat dan terdengar hanyalah potret-potret tingkah laku dan nyanyian anak kecil yang terulang di masa tua. Apa nggak lucu hal seperti itu ????? MAHASISWA loch !!!,,, siswa yang telah menggandeng gelar MAHA di antara SEJUTA SISWA dengan kata lain tingkat penuntun ilmu yang tertinggi telah disandang. Tak hanya Islam KTP aja yang ada zaman sekarang ini. MAHASISWA KTP pun marak sekarang ini.
Nah,, di kasus kedua keadaan justru terbalik. Anak kecil bisa mengutarakan alasan dengan jujurnya dan dengan adab berinteraksi dengan orang yang lebih tua yang luar biasa menagumkan di mata saya. Tak hanya itu, ketika salah seorang teman ditegur dengan nada yang tinggi oleh gurunya. Dia kemudian membela temannya yang tidak bersalah dan mengakui kesalahan yang dilakukannya. Saat berada di ruangan itu saya sangat bersemagat ingin mendengar respon Ibu D. Dalam hayalan saya saya ingin mendengar” Iya,, nggak apa-apa nak. Ibu malah senang dan bersyukur punya murid-murid seperti kalian. Kalian berani mengutarakan alasan dengan begitu gagah dan jujurnya. Anak murid saya seharusnya semua seperti itu. Berani mengakui kesalahan dan membela hak teman yang tidak bersalah” tapi apa ???? bukan itu jawaban yang keluar dari mulut ibu D. Saat itu saya bagaikan sedang nonton piala dunia antara keseblasan Spanyol vs. Belanda di mana tim jagoan saya, Spanyol tidak bisa menyarangkan bola di gawang Belanda saat tidak ada seorang pun yang menghalangi,, tinggal semeter doang jarak antara bola dan gawang. Namun, tembakannya meleset. Kecewwaaaaaaa.. saya benar- benar kecewa dengan jawaban ibu D.
Kedewasaan itu pilihan. Jadi sebelum terlambat sudah saatnya kita memilih... berusaha menjadi seseorang yang dewasa ? atau tetap menjadi anak-anak dengan wajah kita yang semakin menua ?
Hummmmm.. ya udah dulu ya... saya yakin teman- teman udah bisa membandingkan dan menimbang – nimbang apa yang saya maksud dalam tulisan ini.
Ohhhh ya.. tulisan ini hanyalah bentuk luapan pemikiran saya terhadap sejumlah orang yang saya amati. Tidak ada maksud untuk menghardik,,, melecehkan atau membanding- bandingkan diri dengan orang lain atau menanggap diri saya yang paling baik. Saya pun tentu saja , baik disadari atau tidak,,,,,,, disengaja atau tidak , pernah melakukan atau mengucapkan sesuatu yang bukan merupakan ciri seorang yang dewasa.
Mohon maaf atas segala kecacatan dan kekurangan dalam tulisan ini. Namun saya tetap mengharapkan ada manfaat yang bisa teman- teman ambil meskipun hanya setitik.
Sampai ketemu lagi ,,,,,
Assalamualaikum,,,,,,,,,  

Friday, 5 April 2013

PENANGANAN AWAL DAN PENANGANAN LANJUTAN KASUS KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Definisi Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya (Dorlan,  2011).
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamtkan jiwa/ nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).
Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya (Chamberlain, Geoffrey, & Phillip Steer, 1999).
Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu janin dan bayi baru lahir. (Saifuddin, 2002)
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan  manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28 hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu (Sharieff, Brousseau, 2006).
Penanganan kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya membutuhkan sebuat tim medis yang menangani kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas kesehatan yang terlatih untuk setiap kasus-kasus kegawatdaruratan.

KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Definisi Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya (Dorlan,  2011).
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamtkan jiwa/ nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).
Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya (Chamberlain, Geoffrey, & Phillip Steer, 1999).
Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu janin dan bayi baru lahir. (Saifuddin, 2002)
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan  manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28 hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu (Sharieff, Brousseau, 2006).

JARINGAN KERJA KEBIDANAN KOMUNITAS

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sarana kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PELAYANAN MEDIS DASAR DI POSYANDU



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Pelayanan Medik Dasar
Pelayanan Medik Dasar adalah pelayanan kesehatan individual yang dilandasi ilmu klinik (clinical science), merupakan bagian integral dari jaringan pelayanan medik yang diselenggarakan oleh badan atau perorangan yang berkaitan dengan kesehatan individu dan keluarga dalam masyarakat terutama meliputi upaya penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan maksimal dokter umum dan dokter gigi.
Pelayanan Medik Dasar adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang dilandasi ilmu klinik (clinical science). Pelayanan medik dasar merupakan pelayanan medik perorangan yang meliputi aspek:
a.       Pencehahan primer (health promotion & specific protection) yang dapat dilakukan oleh tenga non medik dan medik/kesehatan;
b.      Pencegahan sekunder, yang terdiri dari deteksi dini dan pengobatan serta pembatasan cacat;
c.       Pencegahan tersier, berupa rehabilitsi medik yang dilakukan oleh dokter/perawat, sesuai dengan kompetensi yang berkaitan dengan keahliannya.